
Seperti yang saya sampaikan pada postingan saya sebelumnya, saya akan cerita sedikit mendetail mengenaiΒ 6 hari jalan-jalan saya selama di Bangkok, Thailand. π
Let me begin with things must be prepared before departure:
Tiket, Transport ke Bandara dan Airport Tax
Pulang pergi dari Jakarta – Bangkok, saya menggunakan maskapai penerbangan murah meriah : Air Asia. Tapi ini gak ngiklan ya.. hehe.. karena walaupun trip ini kami rencanakan 5 bulan sebelumnya, sebenernya dapat harga tiket PP-nya juga ga murah-murah amat sih. Sepertinya kami belum rezeki rebut-rebutan tiket yang harga 10 ribuan itu.. Hiks.. Harga tiket pulang-pergi saya kemarin adalah 1.950.000,00 rupiah. Bagi saya, harga ini masih termasuk murah untuk keluar negeri. Karena biasanya untuk pulang kampung ke kalimantan saja, saya menghabiskan 1.5 – 2 juta untuk tiket pulang-pergi π
Jangan lupa untuk biaya transport, tetap harus dimasukkan biaya dari tempat-tinggal sampai bandara dan sebaliknya. Kemarin karena bertiga, maka kami memutuskan untuk pakai taksi ke Bandara. Dari tempat teman saya di Jalan Bangka, Jakarta Selatan, kemudian menjemput saya dan temen saya satunya (yang kebetulan satu kos) di Slipi Palmerah, hingga ke Bandara menghabiskan biaya 120.000,00 rupiah termasuk uang Tol. Untuk biaya pulang dari Bandara ke kos saya, kurang lebih sama π
Dan di Indonesia ini, untuk berangkat ke luar negeri, masih dikenakan biaya Airport Tax sebesar 150.000,00 rupiah. Sementara tiket pulang Bangkok – Jakarta sudah termasuk Airport Tax, jadi tidak perlu mengeluarkan biaya lagi di Bandara Bangkok. Ketika saya ke Bangkok, bandara untuk Air Asia adalah di Don Mueang.
Bagasi
Maskapai Air Asia secara default tidak menyediakan gratis fasilitas untuk bagasi. Sehingga jika akan membawa bagasi, maka harus membeli. Perhatikan betul ketika mau pergi liburan, apakah mau backpacking style atau mau geret-geret-koper style π perjalanan kali ini ke Bangkok, karena memang mempersiapkan diri buat belanja-belanja hemat (belanja kok hemat), maka saya dan teman-teman pun sepakat menggunakan koper. Yap, perjalanan kali ini agak in-style dikit lah, jadi jangan nyinyir kalo yang biasa backpacking yaa.. π
Untuk itu, dengan koper setengah kosong ketika berangkat, kami membeli 20 kg bagasi. Dan untuk pulangnya kami membeli 50 kg bagasi. Untuk bertiga π bukan buat masing-masing ya.. soalnya belanjaannya buat dipake sendiri bukan buat jualan.. hahahaha.. *wink*
Harap diperhatikan juga, walaupun hampir semua maskapai penerbangan menyediakan tempat menyimpan tas di atas tempat duduk penumpang, biasanya sudah ditentukan barangnya tidak boleh lebih dari 7-8 kilo. Sebaiknya sih di turutin ya.. karena kalo keberatan: Pertama, susah naikinnya. Kedua: susah nuruninnya. Ketiga: ada kemungkinan pas naikin dan nurunin itu barang berat, Anda nabok kepala orang yang di bawahnya.
Hotel
Kami memesan hotel lewat Agoda.com π
Berhubung karena melihat harga di Agoda, untuk menginap di hotel ternyata murah (alias masih masuk budget kami yaa), maka kami putuskan menginap di hotel saja, bukan di hostel π Karena menginap di hotel inilah, ya akhirnya bisa koperan..
Tadinya cuma pesan 3 malam, karena 2 malam sebelumnya, direncanakan akan kami habiskan di kereta pulang-pergi Bangkok – Chiang Mai – Ayutthaya – Bangkok. Tapi berhubung waktu yang kurang memungkinkan, maka trip ke Chiang Mai kami batalkan, dan trip ke Ayutthaya cukup memakan 1 hari pulang-pergi, maka kami memesan lagi penginapan di hotel lain untuk 2 malam.
Hotel pertama adalah Unico Express di Sukhumvit. Well, jujur saja, saya ga terlalu suka hotel ini, karena: Pertama, aslinya tidak seperti gambarnya di Agoda yang cuma maenin pencahayaan aja. Jadi keliatannya bagus, padahal tidak sama sekali π Hotel yang seperti hostel. Kedua, kamar hotelnya, duh, ternyata tidak dibersihkan dengan sepenuh hati. Tempat tidurnya ketika kami buka selimut, ternyata masih penuh serpihan-serpihan debu dan kotoran. Ketiga, gak ada jendela yang bisa dibuka. Keempat, hotel ini berada di daerah orang-orang Arab. saya takut sama mereka, jadi ya gitu deh. Hahaha..
Hotel Kedua adalah SPB Paradise, di daerah Sutthisan. Tempatnya agak nyempil gitu, tapi saya suka hotel ini, karena: Pertama, BERSIH! Kedua, walaupun agak nyempil, tapi mereka menyediakan shuttle (golf) car dari hotel ke stasiun MRT terdekat. Ketiga, ada balkonnya dan tempat buat jemur baju! π Keempat, saya lebih merasa tentram tinggal di hotel ini.. π
Untuk biaya kedua hotel itu sendiri, kami menghabiskan sekitar 700 ribu per orang. Untuk 5 malam, lumayan hemat lah yaa π
Bahasa
Kalau kamu-kamu sekalian mau ke Thailand, sebaiknya bisa bahasa Thailand dan bisa baca huruf Thailand!
Etapi kalau ga bisa juga gak papa sih, bahkan kalau ga jago bahasa inggris pun kayaknya gak papa. Karena selama disana, kalau belanja, pakai kalkulator, kalau nanya-nanya, pakai gesture. Hahahaha π
Karena bukan negara berbahasa inggris seperti Singapore atau Malaysia, agak susah berkomunikasi di Thailand π¦ Kalau di tempat-tempat umum (seperti bandara atau stasiun kereta atau MRT atau BTS), para pekerjanya bisa lah berbicara bahasa inggris. Jadi siap-siap mental aja kalau disana tersesat atau gimana. π yang penting siapkan PETA π sebaiknya beli peta dari indonesia aja, atau donlot sebanyak2nya dari internet yang sudah ada bahasa latinnya ya π kalau udah biasa piyambakan sih pasti bisa survive, kalo yang ga biasa, mending ikut tur aja deh ya.. *pukpuk*
Visa
Kalau cuma buat jalan-jalan 30 hari, orang Indonesia ga perlu bikin Visa untuk ke Bangkok. Cukup datang aja, trus di cap. Kalau lebih dari 30 hari, baru deh bikin visa, tapi ya maap saya gatau prosedurnya gimana, karena kemarin cuma 6 hari aja jalan-jalan disananya ya.. Lebih jelasnya, silakan ke website kedutaan thailand aja ya π
Departure Day
Pastikan Anda tiba di Bandara tepat waktu! π
Kami berangkat ke Bangkok dengan penerbangan pukul 7.45 pagi dan kami berangkat dari kos pukul 4.45 pagi. Yap! 3 jam sebelumnya. Walau di pagi hari bisa dikira-kira jalanan jakarta lancar jaya, but we won’t take risk. Pastikan Anda tau, penerbangan Anda di terminal mana. Di Bandara Soekarno-Hatta, untuk Air Asia ditempatkan di Terminal 3, baik domestik maupun internasional. Untuk Check-In-nya sendiri, menggunakan Air Asia memang cukup nyaman, karena bisa web check-in dari beberapa hari sebelumnya, dan print Boarding Pass menggunakan mesin-mesin print otomatis yang tersedia di Bandara. Namun jika membawa Bagasi, tetap harus mengantri untuk drop baggage.
Yang ga asik ya antrian drop baggage ini. Karena kebiasaan orang Indonesia suka telat, akhirnya walaupun udah ngantri, tetep harus ngeduluin orang-orang yang baru mau check-in untuk penerbangan yang notabene 15 menit lagi akan boarding atau bahkan sudah boarding. Jadi pesawatnya nunggu penumpang, alias penumpang yang on time nungguin penumpang yang telat.. nyebelin kan!Β *tapok jidat*Β
Bahkan ketika kami bertiga sudah dapat giliran, masih aja diserobot ibuk-ibuk dengan penerbangan pukul 5.40 sementara waktu sudah menunjukkan pukul 5.30. Meskipun ditolak mentah-mentah oleh petugas Air Asia, si ibuk ini tetep ngotot. Pesawat pukul 5.40 itu, artinya jam segitu harusnya sudah take-off, bukan masuk pesawat (atau parahnya baru mau check-in). Kalau selama ini di Indonesia, 5.40 (atau lebih) itu baru masuk pesawat, itu artinya delay, sodara-sodara! Coba aja kalo dari pagi, semua pesawat baik hati masih nungguin penumpang-penumpang yang suka telat ini, ya wajar lah kalo pesawat sore dan malam itu sering banget delay π
Makanya, sebisa mungkin sampailah lebih awal di Bandara, setidaknya 2 jam sebelum keberangkatan. Karena naik pesawat, bukan kayak naik angkot π
All checked! Siap keliling Bangkok! Nantikan postingan bagian kedua yaaa π