Amsterdam Viola Quartet, Rie Tanaka dan Peter Kuit

Amsterdam Viola Quartet, Rie Tanaka dan Peter Kuit

Menonton konser orkestra mungkin membosankan bagi orang-orang pada umumnya. Tapi tidak buat saya ๐Ÿ˜€ Saya senang sekali menonton konser-konser musik seperti ini. mau klasik ataupun modern, pokoknya yang dimainkan dari alat-alat musik orkestra. Tapi ini ga berarti saya senang mendengarkan lagu-lagu orkestra dari player musik saya sih ๐Ÿ˜† Saya hanya senang menyaksikannya secara langsung. Lebih bikin merinding gitu, rasanya. Hihihi.

Kebetulan kemarin malam, Erasmus Huis yang terletak di Kedutaan Belanda di Jakarta sini nih, mengadakan konser musik yang menampilkan Amsterdam Viola Quartet, Rie tanaka dan Peter Kuit. Amsterdam Viola Quartet beranggotakan 4 orang *yaiyalah* Esther Apituley, Ernst Grapperhaus, Mieke Honingh dan Rogier van der Tak. Semuanya memainkan Biola Alto. Biola Alto ukurannya lebih besar daripada biola biasa (yang biasa kita sebut Violin), dan bunyinya juga lebih besar (kan alto tapi bukan bass..jiah). Rie Tanaka adalah pianis yang sudah lama berkolaborasi dengan Esther Apituley, sedangkan Peter Kuit adalah penari tap yang ikut berkolaborasi dengan mereka kemarin malam.

Waktu pertama kali membuka acara, Esther sempat curhat bahwa dia sedih kenapa Biola Alto jarang digunakan untuk penampilan-penampilan orkestra, karenanya dia menggunakan alat musik itu sebagai spesialisasinya. Dengan penampilannya tadi malam, dia mengharapkan bisa memperkenalkan Biola Alto lebih luas di Indonesia (khususnya) dan di dunia. Konser tadi malam menyajikan karya klasik dan modern dari komposer terkenal seperti Bach, Dohnany dan Clarke. Saya sangat takjub menyaksikan beberapa komposisi dimana permainan biola mereka dilakukan bersahut-sahutan untuk melodi yang sama hingga akhirnya melodi tersebut bisa dimainkan bersamaan pada akhirnya. Selain memainkan biolanya, ada satu komposisi dimana mereka “menyanyikan” lagu yang sebenarnya berisi daftar-daftar kota di dunia, masih menggunakan metode yang bersahut-sahutan, hingga akhirnya sama-sama menyebutkan JAKARTA pada akhir lagu.ย Saya juga takjub menyaksikan kaki-nya Peter Kuit ๐Ÿ˜† dan juga permainan piano Rie Tanaka (yang bikin saya hampir nangis bombay karena pengen belajar piano yang belum kesampaian juga sampai sekarang).

Oiyah, selain memainkan komposisi dari komposer luar, Amsterdam Viola Quartet juga menyajikan premier dari sebuah komposisi karya komponis Indonesia, Sinta Wullur. Saya lupa judulnya apa, tapi di komposisi ini terasa sekali musik tradisional indonesia-nya (gabungan bali dan sunda menurut saya :-P). Pokoknya saya sangat menikmati acara kemarin malam, saking nikmatnya saya ga sempat foto-foto nih. Saya memang tidak mau terganggu konsentrasi saat mendengarkan musik, dengan kegiatan lain seperti foto-foto misalnya ๐Ÿ˜† Dan ternyata oh ternyata, Esther Apitulay itu keturunan Indonesia loh. Papanya berasal dari Saparua, Maluku. Makanya dia sangat senang datang ke Indonesia. Walaupun dia ga bisa bahasa Indonesia, dia berkata jika tahun depan ke Indonesia lagi, dia akan belajar bahasa Indonesia ๐Ÿ˜€

Cucoklah Erasmus Huis mengadakan konser musik klasik, yang notabene biasanya penontonnya pada duduk. Kalau konser musik yang penontonnya berdiri, saya harus datang sangat awal untuk bisa nonton di depan. Kalah tinggi sama orang-orang Belanda yang (ehm..maaf) menurut saya berukuran raksasa. Tinggi banget!ย Untung juga saya datang tepat waktu, sehingga masih bisa dapat tempat duduk walaupun paling bontot di belakang. Yang telat bahkan ada yang akhirnya berdiri loh. Kebetulan memang acara di Erasmus Huis ini gratis..tis..tiss begitu. Jadi ya maklum lah kalo membludak untuk ukuran auditorium Erasmus Huis yang tidak seberapa besar. Yang saya kesalkan cuma satu, ada penonton yang membawa batita yang kadang-kadang merengek-rengek gitu, sehingga konsentrasi saat mendengarkan musik jadi buyar ๐Ÿ‘ฟ

Menurut teman saya, Erasmus Huis cukup sering mengadakan konser musik seperti ini. Beberapa bayar, sisanya gratis. Sedih juga saya baru tau sekarang, karena ternyata bulan lalu ada Piano recital dari Aleksander Kudajczyk membawakan komposisi-komposisi dari Chopin ๐Ÿ˜ฆ Well, semoga saya nggak kelewatan lagi untuk acara-acara selanjutnya. Can’t wait ๐Ÿ˜‰

Advertisement

4 thoughts on “Amsterdam Viola Quartet, Rie Tanaka dan Peter Kuit

What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s